Selasa, 23 Februari 2016

Hai Bintang (Setitik cahaya indah di langit malam)

Hai bintang. Benda langit yang bercahaya indah. Benda langit yang berjarak bermil-mil jauhnya dari bumi. Hai Bintang. Bisakah kau sedikit mendekat denganku? tanpa menghilangkan cahayamu yang indah itu? karna saat ku lihat Bintang jatuh dilangit cahayanya perlahan menghilang. Hai Bintang. Mungkin beberapa orang mengacuhkan keberadaanmu, tapi bersamamu malam-malamku bersinar indah. Hai Bintang. Seperti yang ku tau kau memerlukan bulan untuk terus bercahaya. Apakah kau tidak memerlukakanku? Hai Bintang. Kenangan manis yang mungkin kau tidak tau bahwa aku selalu mengenang semua hal yang pernah kita lakukan bersama. Semua. Hai Bintang. Percayalah aku akan terus disini, bersama rasa ini dan dengan semua ini.

Hai Bintang. Masih bolehkah aku terus memanggil mu? meski kau tidak pernah menatapku tapi setidaknya melirikku dan jangan mengacuhkan ku.
Hai Bintang.

Surabaya, 23 Febuari 2016 16:25

Kamis, 18 Februari 2016

Rasaku

Ini hanya kisah sederhana. Sesederhana kau mengedipkan mata, atau sesederhana kau bernafas. Meski semua ini sederhana, tapi ada saja debu yang ingin masuk ke mata atau virus yang ingin hinggap di setiap nafasmu. Aku mencintaimu. Sederhana bukan? iya sederhana tapi untuk memperthankan perasaan itu yang terasa begitu sulit. Cinta memang banyak bentuknya, banyak rasanya, dan masih banyak - banyak yang lain. Aku juga percaya perbedaan tidak menjadi suatu halangan dalam hubungan percintaan. Tapi entah apa yang membuat semua kepercayaanku atas semua itu hilang. "Aku mencintai mu" kalimat yang selalu aku ingat agar rasa itu masih sama di setiap bulannya, kita tak lagi berfungsi. Serasa magic itu hilang seketika. Debu akan tetap masuk jika kita tidak menyadarinya, dan virus akan tetap terhirup jika kita tidak memilih tempat yang sehat. Jika debu dan virus sudah masuk bagaimana keadaammu? Sakit? perih? ada sedikit air mata yang tumpah? Kalau sudah begitu apa yang akan kau lakukan? Pasti mencoba membersihkanya agar tidak terlalu sakit dan parah. Apapun caranya kau akan lakukan karna tanpa mata kau tidak bisa melihat dan hidung mu yang merah dan lembab itu akan menyulitkan mu bernafas. Aku mencintaimu. Aku tak peduli debu yang akan berubah menjadi sebuah angin puting beliung atau bahkan virus yang akan berkembang menjadi ganas, aku akan sebisa mungkin melawannya karna aku mencintaimu.


Surabaya, 19 Febuari 2016 01:13